Kamis, 12 Maret 2015

Dirazia, Pelajar Menangis dan Minta Ampun

CIPAYUNG, TRIBUNEKOMPAS.
By: Arief.
- Menangis dan ketakutan, itulah yang terjadi saat belasan pelajar yang tertangkap tangan ketika tengah asyik main di warung internet. Keseluruh pelajar tersebut, terjaring dalam razia yang digelar kecamatan Cipayung, Kamis (12/3).

Pelajar panik ketika belasan petugas Satpol PP Kecamatan Cipayung menggerebeknya. Mereka  histeris kala petugas mengancam pelajar untuk menelepon orangtua siswa. “Jangan di telepon Pak, ampun. Saya nggak akan seperti ini lagi, janji,” kata Aryo, pelajar yang terjaring razia.

Siswa kelas XI SMU PGRI 4 ini melarang petugas menelepon kedua orangtuanya. Pasalnya, ia mengaku telah membohongi ibunya untuk berangkat sekolah. Padahal, saat itu sekolahnya sedang libur. “Kalau ditelepon saya bisa habis Pak. Saya berbohong supaya tetap dapat uang jajan saja,” tuturnya sambil menitikan air mata.

Akibatnya, Aryo  diminta untuk membuat surat pernyataan untuk tak lagi main di warnet. Selelah itu, pelajar inipun diminta pulang ke rumah sekaligus meminta maaf kepada orangtuanya karena telah membohonginya. “Ia Pak saya akan langsung pulang. Saya kapok Pak,”

Camat Cipayung Iin Mutmainah mengatakan, razia yang digelar pihaknya untuk mencegah agar pelajar tak bolos di jam sekolah. Sebab selama ini, Warnet kerap dijadikan tempat pelarian pelajar yang bolos sekolah.

“Hal ini sekaligus untuk menekan adanya tindak kejahatan di dalam warnet,” katanya.

Dikatakan camat, dalam razia yang digelar itu, pihaknya menjaring 17 pelajar SMK dan SMA. Seluruhnya terjaring saat bermain game dan masih mengenakan seragam sekolah.

“Pelajar yang terjaring kita lakukan pembinaan yang sifatnya persuasif dengan memintanya membuat surat pernyataan,” ujar camat.

Iin pun mengaku, surat pernyataan itu akan ditembuskan ke sekolah masing-masing. Namun jika di kemudian hari terjaring kembali maka pihaknya akan koordinasi dengan unit terkait untuk diambil tindakan. “Ke depan pihaknya akan melibatkan pihak sekolah, seksi pendidikan kecamatan dan orangtua murid masing-masing,” ungkapnya.

Tidak ada komentar: